Pengertian
Opini
Opini jelas bukan fakta, jika
fakta merupakan sesuatu yang benar, maka opini merupakan sesuatu yang belum
tentu kebenarannya, tetapi opini bisa menjadi fakta jika opini tersebut dapat
dibuktikan keberannya. Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda dan
memiliki hak yang sama untuk menyampaikan pendapat atau mengeluarkan opini pada
setiap kejadian atau peristiwa tertentu. Opini
dari beberapa ahli seperti menurut Webster’s New Collegiate Dictionary yang
menyatakan bahwa opini merupakan suatu pandangan, keputusan atau taksiran yang
terbentuk di dalam pikiran mengenai suatu persoalan terntentu. Selain itu, juga
menurut Frazier Moore (2004) Opini lebih kuat dari pada sebuah kesan tetapi
lebih lemah dari pada pengetahuan yang positif. Opini merupakan suatu
kesimpulan yang ada dalam pikiran dan belum dikeluarkan untuk di perdebatkan. Berkaitan
dengan opini, pada dasarnya apabila merujuk dari pengertian-pengertiannya,
opini merupakan suatu pandangan seseorang yang dapat benar dan dapat salah.
Namun, dalam berbagai hal opini hanya menyangkut tentang pandangan-pandangan
seseorang terhadap suatu persoalan yang tujuannya dapat sebagai faktor
pendukung untuk persoalan tertentu dan dapat pula sebagai koreksi atau sanggahan
tentang suatu persoalan.
Opini dapat diartikan sebagai
pandangan seseorang mengenai suatu hal atau peristiwa yang terjadi di dalam
kehidupan sehari-hari, peristiwa tesebut belum tentu benar. Opini dapat ditulis
oleh siapa saja bukan hanya golongan tertentu.
Ciri-ciri opini
Agar seseoang dapat menulis opini secara baik
dan benar, ada beberapa ciri-ciri yang dapat diperhatikan antara lain:
1. Isi dari opini merupakan hasil
pemahaman atau penilaian seseorang terhadap suatu peristiwa atau kejadian yang
terjadi.
2. Opini belum tentu benar, perlu
dibuktikan dengan data yang relevan dan mendukung sebuah opini tersebut. Sehingga
kebenarannya dapat dipercaya.
3. Biasanya pernyataan opini hanya
berupa saran atau usul saja terhadap suatu peristiwa atau kejadian.
4. Dalam mengungkapkan opini umumnya
selalu di awali menggunakan kalimat mungkin, misalnya, bisa saja, bisa jadi, menurut
pendapat saya, dan lain-lain.
Ciri-ciri Kalimat Opini
Adapun ciri kalimat opini adalah sebagai berikut:
a. Kalimat yang belum dibuktikan kebenarannya
b. Kalimat yang sifatnya subjektif, biasanya ada yang dilengkapi dengan saran, pendapat ataupun prediksi mengenai sebab maupun akibat suatu peristiwa/kejadian.
c. Kalimatnya dari pemikiran sendiri atau merupakan pendapat seseorang.
d. Tidak ada data akurat yang mendukung kebenaran kalimat opini tersebut. Sehingga, kalimat opini belum dapat dibuktikan kebenarannya.
e. Kalimat dapat berisi pendapat mengenai suatu peristiwa/kejadian. Kalimat pendapat tersebut berupa jawaban dari pertanyaan apa, mengapa, bagaimana dan lain-lain.
f. Kalimt dapat berupa rencana mengenai suatu peristiwa/kejadian yang belum/akan tejadi.
g. Kalimat opini bisa saja berisi kalimat yang belum tentu kejadiannya. Kalimat ini umumnya diawali dengan kata rasanya, menurut saya, dan lain-lain.
h. Kalimat opini biasanya diawali menggunakan kata-kata seperti: bisa jadi, menurut saya, tidak mungkin, sebaiknya, seharusnya, bisa saja, bisa jadi, dan lain-lain.
i. Jika kalimat opini tersebut berupa informasi, maka informasi tersebut belum tentu benar jika kebenarannya tidak dibuktikan.
a. Kalimat yang belum dibuktikan kebenarannya
b. Kalimat yang sifatnya subjektif, biasanya ada yang dilengkapi dengan saran, pendapat ataupun prediksi mengenai sebab maupun akibat suatu peristiwa/kejadian.
c. Kalimatnya dari pemikiran sendiri atau merupakan pendapat seseorang.
d. Tidak ada data akurat yang mendukung kebenaran kalimat opini tersebut. Sehingga, kalimat opini belum dapat dibuktikan kebenarannya.
e. Kalimat dapat berisi pendapat mengenai suatu peristiwa/kejadian. Kalimat pendapat tersebut berupa jawaban dari pertanyaan apa, mengapa, bagaimana dan lain-lain.
f. Kalimt dapat berupa rencana mengenai suatu peristiwa/kejadian yang belum/akan tejadi.
g. Kalimat opini bisa saja berisi kalimat yang belum tentu kejadiannya. Kalimat ini umumnya diawali dengan kata rasanya, menurut saya, dan lain-lain.
h. Kalimat opini biasanya diawali menggunakan kata-kata seperti: bisa jadi, menurut saya, tidak mungkin, sebaiknya, seharusnya, bisa saja, bisa jadi, dan lain-lain.
i. Jika kalimat opini tersebut berupa informasi, maka informasi tersebut belum tentu benar jika kebenarannya tidak dibuktikan.
Teknik Penulisan Opini
Ada orang mengatakan menulis itu sangat sulit, ada juga yang
mengatakan menulis itu mudah. Menulis opini di media cetak tidak sulit setelah
mengetahui teknik penulisan opini sebaai berikut:
1.
Pemilihan
isu
Langkah
pertama dalam menulis adalah menemukan isu atau tema. Isu bisa kita dapatkan
dari membaca media cetak, menonton televisi, diskusi, atau dari media sosial
seperti facebook dan twitter.
2.
Pengumpulan data
Ketika
isu telah dipilih, kita harus mencari data sebanyak mungkin. Data ini bisa kita
dapatkan dari buku, artikel, atau internet.
3. Pengolahan
data
Pilihlah
data-data yang sangat mendukung kekuatan tulisan.
4. Memberi
Judul
Judul
tulisan sangat menentukan, karena di situlah pembaca menilai mereka tertarik
atau tidak untuk membaca tulisan tersebut. Ada banyak cara memberi judul
tulisan dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
5.
Memberi Lead yang bagus
Lead
atau kepala tulisan adalah pintu masuk berikutnya. Lead yang bagus adalah kunci
untuk memancing pembaca agar menuntaskan tulisan kita.
6. Membuat
alur tulisan
Alur
tulisan biasanya adalah mendeskripsikan fenomena yang terjadi, lalu mencari
latar belakang fenomena yang terjadi, membandingkannya dengan teori atau
fenomena yang telah terjadi sebelumnya, lalu solusi yang kita berikan.
7. Menutup
tulisan
Tulisan
lebih banyak ditutup dengan pernyataan. Ini menunjukkan bahwa penulis cukup pe-de
dengan solusi yang dia tawarkan. Meski ada juga model menutup tulisan dengan
pertanyaan.
No comments:
Post a Comment